Akhirnya
sunsine mengerjakan semua pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh bibi Nora.
Mulai dari mencuci, mengepel, memasak sampai menyapu. Tapi tidak sedetik pun
Sunsine mengeluh. Ia mengerjakannya dengan penuh suka cita. Tetangga – tetangga
yang mengetahuinya semakin menyayangi Sunsine. Tak sedikit yang membantu
pekerjaan Sunsine. Hal itu membuat ibu dan adik tirinya semakin membencinya.
Ibu, kalau
begini terus dia akan semakin menjadi primadona di desa kita. Keluh Rosali pada
Nyonya Roberta. Lihatlah ibu, semakin hari semakin banyak bunga yang dikirimkan
ke Sunsine. Dan tak satupun bunga-bunga itu diperuntukkan padaku. Tambahnya.
Tenanglah
sayang, bibi Nora besok sudah mulai bekerja. dan kau besok bisa menggantikan
pekerjaan Sunsine. Biar orang-orang terkesima padamu. Saran nyonya Roberta. Ah ibu, aku
tidak mau kalau harus menggantikan tugas Sunsine, nanti tanganku jadi kasar
rajuk Rosali.
Kau ini, manja
sekali. Kalau mau berhasil kamu harus berkorban sedikit gerutu nyonya Roberta.
Karena tidak ada jalan lain, maka aku akan ambil jalan pintas. Lanjutnya.
Apa ibu? Tanya
Rosali penuh ingin tahu. Kita lihat saja nanti. Jawab nyonya Roberta dengan
senyum misterius.
Pada suatu
hari, Sunsine sayang, kemarilah nak. Panggil nyonya Roberta. Sunsine heran tapi
ia tetap menghampiri ibu tirinya.
Kau tahu kan,
seminggu lagi ayahmu akan kembali. Kata nyonya Roberta dengan suara yang sangat
ketus. Iya ibu. Jawab Sunsine.
Aku tahu bahwa
kau sangat menyayangi ayahmu melebihi apapun di dunia ini. Betulkan?
Sunsine
memandang ibu tirinya dengan was-was. maksud ibu?
Dan kau juga
tahu bahwa ayahmu sangat percaya padaku melebihi dari siapapun. Lanjutnya.
Apa yang ibu
inginkan dariku?tanya Sunsine dengan waspada.
Hahahaha… tawa
nyonya Roberta menggema di dalam ruangan yang hanya ada dia dan Sunsine.
Kau gadis yang
sangat pintar Sunsine. Dan aku yakin kau akan mengerti. Lanjutnya.
Dan kau juga
tahu bahwa keselamatan ayahmu tergantung padaku.
Dengan muka
merah padam menahan amarah, Sunsine menatap ibu tirinya. Selagi aku masih
disini, tak kan ku biarkan kau melukai ayahku se inci pun. Ancam Sunsine.
Mendengar ibu
nyonya Roberta tertawa keras sekali.
Oh aku takut
sekali Sunsine ejek Nyonya Roberta. Kau hanya anak kecil yang sekali jentik
saja dapat kulenyapkan geram Nyonya Roberta. Tapi aku akan berbaik hati padamu
lanjutnya.
Kau harus pergi
dari rumah ini jauh-jauh sebelum aku melenyapkanmu. Ancam nyonya Roberta.
Sunsine
memandang ibu tirinya dengan tidak percaya. Aku tidak mau menuruti apa katamu.
Ini rumahku. Seharusnya kau yang pergi dari sini jawab Sunsine. Aku bisa saja
berteriak pada tetangga bahwa kau berbuat jahat padaku dan aku akan bilang pada
mereka untuk dapat mengusirmu dari desa ini. Aku yakin orang-orang akan lebih
percaya padaku dari pada kau nyonya Roberta yang terhormat. Ancam Sunsine lalu
meninggalkan nyonya Roberta sendiri.
Kurang ajar.
Geram nyonya Roberta. Ia tidak mengira bahwa ia berhadapan dengan gadis yang
tidak biasa. Aku harus cari cara lain. Gumam nyonya Roberta.