Minggu, 09 Maret 2014

BUNGA MATAHARI EMAS (part 2)

- 0 komentar
Akhirnya sunsine mengerjakan semua pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh bibi Nora. Mulai dari mencuci, mengepel, memasak sampai menyapu. Tapi tidak sedetik pun Sunsine mengeluh. Ia mengerjakannya dengan penuh suka cita. Tetangga – tetangga yang mengetahuinya semakin menyayangi Sunsine. Tak sedikit yang membantu pekerjaan Sunsine. Hal itu membuat ibu dan adik tirinya semakin membencinya.
Ibu, kalau begini terus dia akan semakin menjadi primadona di desa kita. Keluh Rosali pada Nyonya Roberta. Lihatlah ibu, semakin hari semakin banyak bunga yang dikirimkan ke Sunsine. Dan tak satupun bunga-bunga itu diperuntukkan padaku. Tambahnya.
Tenanglah sayang, bibi Nora besok sudah mulai bekerja. dan kau besok bisa menggantikan pekerjaan Sunsine. Biar orang-orang terkesima padamu. Saran nyonya Roberta. Ah ibu, aku tidak mau kalau harus menggantikan tugas Sunsine, nanti tanganku jadi kasar rajuk Rosali.


Kau ini, manja sekali. Kalau mau berhasil kamu harus berkorban sedikit gerutu nyonya Roberta. Karena tidak ada jalan lain, maka aku akan ambil jalan pintas. Lanjutnya.
Apa ibu? Tanya Rosali penuh ingin tahu. Kita lihat saja nanti. Jawab nyonya Roberta dengan senyum misterius.
Pada suatu hari, Sunsine sayang, kemarilah nak. Panggil nyonya Roberta. Sunsine heran tapi ia tetap menghampiri ibu tirinya.
Kau tahu kan, seminggu lagi ayahmu akan kembali. Kata nyonya Roberta dengan suara yang sangat ketus. Iya ibu. Jawab Sunsine.
Aku tahu bahwa kau sangat menyayangi ayahmu melebihi apapun di dunia ini. Betulkan?
Sunsine memandang ibu tirinya dengan was-was. maksud ibu?
Dan kau juga tahu bahwa ayahmu sangat percaya padaku melebihi dari siapapun. Lanjutnya.
Apa yang ibu inginkan dariku?tanya Sunsine dengan waspada.
Hahahaha… tawa nyonya Roberta menggema di dalam ruangan yang hanya ada dia dan Sunsine.
Kau gadis yang sangat pintar Sunsine. Dan aku yakin kau akan mengerti. Lanjutnya.
Dan kau juga tahu bahwa keselamatan ayahmu tergantung padaku.
Dengan muka merah padam menahan amarah, Sunsine menatap ibu tirinya. Selagi aku masih disini, tak kan ku biarkan kau melukai ayahku se inci pun. Ancam Sunsine.
Mendengar ibu nyonya Roberta tertawa keras sekali.
Oh aku takut sekali Sunsine ejek Nyonya Roberta. Kau hanya anak kecil yang sekali jentik saja dapat kulenyapkan geram Nyonya Roberta. Tapi aku akan berbaik hati padamu lanjutnya.
Kau harus pergi dari rumah ini jauh-jauh sebelum aku melenyapkanmu. Ancam nyonya Roberta.
Sunsine memandang ibu tirinya dengan tidak percaya. Aku tidak mau menuruti apa katamu. Ini rumahku. Seharusnya kau yang pergi dari sini jawab Sunsine. Aku bisa saja berteriak pada tetangga bahwa kau berbuat jahat padaku dan aku akan bilang pada mereka untuk dapat mengusirmu dari desa ini. Aku yakin orang-orang akan lebih percaya padaku dari pada kau nyonya Roberta yang terhormat. Ancam Sunsine lalu meninggalkan nyonya Roberta sendiri.

Kurang ajar. Geram nyonya Roberta. Ia tidak mengira bahwa ia berhadapan dengan gadis yang tidak biasa. Aku harus cari cara lain. Gumam nyonya Roberta.
[Continue reading...]
 
Copyright © . Cerita Fiksi Terbaru - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger